Minggu, 28 November 2021

MENGAJAR DENGAN CINTA

 

Guru adalah sebuah profesi yang jarang menjadi cita-cita seorang anak kecil. Selama aku menjadi gurupun, hampir tidak pernah kudengar murid-muridku yang mengungkapkan keinginannya untuk menjadi guru dengan lantang. Mungkin di dalam hati mereka tersirat keinginan menjadi guru, tetapi malu atau ragu untuk mengungkapkannya. Demikian juga yang terjadi padaku sesungguhnya, saat masih di SD, aku dengan polos bisa menyatakan cita-citaku adalah guru tetapi seiring berjalannya waktu hingga SMA, cita-citanya itu tiba-tiba saja berubah menjadi yang lain. 

Bagiku guru adalah sebuah cita=cita dan panggilan hidup. Hatiku tergerak untuk sungguh-sungguh menjadi guru di saat mengikuti kegiatan mengajar anak-anak desa saat KKN ( Kuliah Kerja Nyata ). Latar belakang pendidikan S1 bukan dari keguruan tetapi seiring berjalannya waktu, akhirnya aku bisa mendapat akta mengajar, sertifikasi guru, serta kesempatan melanjutkan kuliah S2 dari Yayasan tempatku bekerja. Semua itu kujalani dengan hati gembira dan meskipun banyak rintangan yang tentunya terjadi pada setiap tahapannya, tetapi tak pernah ada keinginan bagiku untuk meninggalkan profesi sebagai seorang guru.

Tahun demi tahun kulalui hingga tak terasa sudah dua puluh satu tahun aku mengajar. Perubahan-perubahan kurikulum aku lalui dan semuanya bisa diatasi dengan baik. Tantangan terbesar adalah saat sistem pembelajaran di sekolah berubah karena memasuki masa pandemi. Guru dituntut harus menguasai teknologi dalam waktu cepat dan semua untuk memberikan yang terbaik bagi kemajuan dan perkembangan para murid yang menjadi tanggung jawabnya.

Karya video animasi yang dibuat di masa BDR (Belajar Dari Rumah)

Saat kita melakukan semuanya dengan cinta maka semua akan terasa menyenangkan dan penuh rasa syukur. Begitu juga saat kita mengajar murid yang beragam latar belakang, berbeda suku, berbeda agama, dan berbeda cara belajar justru membuat kita kaya. Kita belajar dari mereka dan akhirnya kita bukan hanya sebagai guru yang mengajar mata pelajaran tertentu saja, melainkan sudah menjelma menjadi guru kehidupan. 

Mengajarlah dengan cinta maka hasil yang akan diterima pastilah cinta pula. Cinta tidak selalu berakhir manis tetapi pasti meninggalkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan, terutama bagi kehidupan seorang guru. Aku bangga menjadi guru dan mengajar itu memang menyenangkan. 

Pontianak, 29 November 2021


Tidak ada komentar:

Posting Komentar